Agus Wahyuni
Borneo Tribune, Pontianak
Melihat pemberitaan beberapa media massa yang menyebutkan 300 petani melakukan aksi unjuk rasa di Kantor PT Benua Indah Group (BIG) yang berada di Kecamatan Benua Melayu Raya, Ketapang beberapa waktu lalu dinyatakan GM Wijanarko adalah tidak benar. Terlebih tuntutan warga yang menyebutkan puluhan ton sawit ditelantarkan membusuk. Juga sama sekali tidak benar.
Untuk meluruskan semua itu, 2 orang staf dari Direktorat Jenderal Perkebunan dan satu orang staf Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian dengan didampingi 1 orang Dinas Perkebunan Kabupaten Ketapang melakukan pengamatan langsung (8-11/11) kata GM Wijanarko ditemui pada acara jumpa pers, Sabtu (1/12).
Wijanarko menyayangkan dari permasalahan pokok maupun di lapangan ditunggangi kepentingan bias dan tidak jelas. “Keluar dari topik. Muatannya menyimpang, dan bukan permasalahan buah lagi,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, menyikapi permasalahan dari warga sudah ada yang mengurus, jadi bukan pemerintah kabupaten yang intervensi. Wijanarko mengatakan ada yang sengaja dipolitisir beberapa orang untuk demo. “Untuk itu kita kembali ke mekanisme yang berjalan. Kan sangat disayangkan jika investasi dari Kalbar yang sudah berjalan dengan baik diobok-obok, ungkapnya.
Ia mengakui bahwa perkebunan kelapa sawit saat ini semakin menjanjikan, sehingga pendapatan daerah akan semakin baik. “Tetapi sangat disayangkan ketika ada perusahaan nasional yang sedang booming tiba-tiba dicaplok perusahaan asing dengan memanfaatkan masyarakat dengan iming- iming oleh segelintir orang dan bukan menjadi rahasia lagi,” tambah Wijanarko.
Ia menjelaskan dari hasil temuan menyebutkan (Pabrik Kelapa Sawit) PKS PT Duta Sumber Nabati (DSN) di Tembelina tidak dapat menampung atau mengolah sebagian besar produksi TBS yang berasal dari petani plasma akibatnya Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasilkan terpaksa dimusnahkan.
Pada bulan Oktober 2007 bahwa produksi TBS yang belum terolah di PKS PT DSN adalah sebanyak 4.015 ton atau 13,5% dari total produksi yang masuk ke PKS sebanyak 29.751 ton.
Menurut Wijanarko mengutip hasil investigasi Tim Dirjenbun, pihak perusahaan untuk TBS yang belum terolah namun belum melampaui 24 jam akan disortir kembali setelah masa panen puncak berlalu, namun hasil pengolahannya tidak diperuntukkan untuk bahan minyak goreng. “Semua produksi TBS plasma yang masuk ke PKS PT DSN tidak ada yang ditolak dan selalu dibayar penuh pada waktunya,” ungkap Wijanarko.
Masih kata Wijanarko, peristiwa yang sama juga sering terjadi di kala produksi TBS dari kebun plasma meningkat sekitar bulan Oktober sampai Januari, namun dari hasil pengamatan pihak perusahaan peristiwa yang sama juga pernah sekali terjadi pada tahun 2004 saja, namun persentase TBS yang terlambat lebih sedikit dibandingkan sekarang.
Ditanya kondisi awal musim panen raya menyebutkan terjadi antrean truk pengangkutan TBS hingga 150 unit, Wijanarko membantah. Ia mengatakan Jumat (9/11) pukul 11.00 terdapat antrean truk pengangkut Tandan Buah Segar (TBS) menuju pintu PKS sebanyak
31 unit saja, dan esoknya, Sabtu (10/11) pukul 08.00 tidak terdapat antrean truk pengangkut TBS.
GM BIG ini mengatakan potensi penyebaran produksi jika dibagi secara semesteran adalah 35% di semester 1 dan 65% di semester II, hal ini sudah diperhitungkan dan dipersiapkan oleh manajemen dengan peningkatan kapasitas pabrik dari 35 ton TBS/jam menjadi 45-47 ton TBS/jam. Tetapi terjadinya lonjakan produksi di semester II di mana triwulan IV (Oktober-Desember mencapai 69%-70% dari produksi semester II, maka terjadi kelebihan produksi dibanding perkiraan sebelumnya. Peristiwa ini terjadi di hampir seluruh PKS yang ada di wilayah Kalimantan, khususnya di kabupaten Ketapang seperti Polyplant, Golden Hope dan PKS lainnya
Fakta di lapangan yang ditemui tim Dirjenbun memang dijumpai adanya TBS yang belum sempat terolah, tapi hanya sebesar 13,5% pada bulan Oktober 2007, itupun secara bertahap disortir kembali dan diolah bukan untuk minyak goreng. Semua produksi TBS plasma yang masuk ke PKS PT DSN tidak ada yang ditolak dan selalu dibayar penuh pada waktunya. Tidak ditemukan adanya penumpukan hasil panen TBS di kebun plasma. Untuk mengatasi permasalahan pengangkutan produksi TBS dan pengolahan tersebut di atas pihak perusahaan mulai tahun 2008 secara bertahap akan memperbesar kapasitas pengolahan hingga 90 ton TBS/jam.
Harus Ada Sinergisitas.
Menyikapi polemik antara PT BIG dengan warga, H Rousdy Said SH, MS, mengatakan harus ada sinergisitas antara legislatif, ekskutif , kepala daerah dan aparat keamanan dalam menyikapi persoalan nasib investor nasional. Ia menambahkan jangan sampai lahan yang tadinya jelas- jelas milik BIG kini dicaplok pihak investor asing.
Rousdy mengatakan seharusnya masyarakat setempat sadar, berapa besar pajak, pendapatan daerah yang dihasilkan dari investor nasional dan berpengaruh positif jika kontribusi daerah. “Jangan sampai rakyat menjadi korban,” katanya.
Rousdy mengatakan, mengenai kasus di atas, ada konspirasi besar dari orang- orang tertentu dan pihak asing yang ingin mencaplok lahan BIG. Ini bisa dilihat, adanya demo dari masyarakat yang sudah terprovokasi segelintir orang.
Rousdy mengatakan saat ini aktor intelektual bisa saja berbangga hati, dikarenakan tujuannya sudah berjalan, salah satunya saat sudah sering terjadi demo sehingga menyebabkan situasi menjadi tidak kondusif mengakibatkan investor malas menanamkan modalnya. Jika itu terjadi investor asing akan masuk dan kembali mencaplok.
Ini sebuah rekayasa, penghancuran suatu daerah sehingga muatan asing masuk,
salah satu cara yaitu menekan dan menjatuhkan perusahaan yang telah booming.
Sehingga tidak dipercaya lagi dan perusahaan nasional dengan menggunakan kepanjangan tangan, kepala daerah, legislatif dan eksekutif ada yang diperalat.
Masih kata Rousdy, seharusnya aparat keamanan cepat mengambil tindakan, dikarenakan saat ini rakyat sudah menjadi korban. “Aktor intelektual di balik itu harus diciduk.” ■
Minggu, 27 Januari 2008
Investasi BIG di Ketapang Diobok-Obok
Diposting oleh
lohan tribune
di
06.16
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar